Sunday, March 15, 2015

PENDANAAN DAN PENGALOKASIAN MODAL



Pendanaan dan pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitas-aktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan :
1.      Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa.
2.      Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi.
3.      Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan.
4.      Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat.
5.      Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah proyek berjalan) dilakukan.

1.      PENDANAAN MODAL
Sebagian besar analisis ekonomi teknik berkaitan dengan total modal yang digunakan, tanpa memperhatikan dari mana sumber modal tersebut diperoleh; oleh karena itu, analisis ekonomi teknik lebih cenderung mengevaluasi proyeknya itu ketimbang kepentingan para penyelia modal.
1.      Perbedaan antara sumber dana pinjaman dan ekuitas
Jika modal pinjaman digunakan, bunga harus dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Pemberi modal pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan penggunaan modal; tentu saja bunga yang mereka peroleh berasal dari pendapatan perusahaan. Bagi perusahaan, bunga yang dibayar untuk dana pinjaman adalah beban yang dapat dikurangkan dari pajak (tax-deductible).
2.      Jenis organisasi bisnis
A.    Kepemilikan Individu (individual ownership). ® Seseorang menggunakan modalnya untuk mendirikan sebuah usaha dan menjadi pemilik tunggal usaha tersebut. Pemilik individu yang mengendalikan perusahaan, berhak untuk memperoleh manfaat serta keuntungan, namun dia pun menanggung setiap kerugian yang akan terjadi. Modal ekuitas yang diperlukan untuk melakukan perluasan usaha pada umumnya harus berasal dari keuntungan perusahaan setelah pajak. Sulit bagi perusahaan untuk memperoleh modal pinjaman, khususnya modal berjumlah besar dan periode waktu yang lama, karena adanya ketidakpastian hidup perusahaan.
B.     Persekutuan (partnership). ® menggabungkan sumber dana dari dua atau lebih pihak yang bergabung menjadi sekutu.
Kelebihan-kelebihan :
a.       Persekutuan diikat oleh beberapa persyaratan hukum
b.      Pembubaran persekutuan hanya dapat terjadi pada waktu kapanpun jika telah disetujui melalui persetujuan semua partner, tanpa diperlukan campur tangan pihak luar.
c.       Dengan berkumpulnya dua orang atau lebih dengan bakat berbeda,maka masing-masing orang dapat menangani tanggung jawab yang paling baik dapat ditanganinya.
Kelemahan :
a. Jumlah modal yang dapat dikumpulkan sangat terbatas.
b. Hidup perusahaan ditentukan oleh hidup masing-masing sekutu., jika salah seorang sekutu/mitra meninggal, persekutuan secara otomatis berakhir.
c. Terdapat kemungkinan timbulnya ketidaksamaan pendapat yang serius diantara para sekutu.
d.      Setiap anggota sekutu bertanggung jawab secara pribadi terhadap semua utang persekutuan.
C.     Perseroan Terbatas (Corporation). Adalah sebuah badan buatan, yang diakui hukum, dapat menjalankan hampir semua jenis transaksi bisnis yang dapat dilakukan manusia sebenarnya. Modal perseroan terbatas diperoleh dari penjualan saham.  Pembeli saham adalah bagian dari pemilik, disebut pemegang saham, perusahaan beserta seluruh asetnya. Para pemegang saham tidak dipaksa untuk menanggung kerugian di luar nilai saham yang mereka miliki. Terdapat beberapa jenis saham diantaranya : saham biasa (ordinary stock), yang menggambarkan kepemilikan biasa tanpa jaminan khusus dari pengembalian investasi. Kedua, saham preferen (preferred stock) yang memiliki keistimewaan dan pembatasan tertentu yang tidak dimiliki saham biasa.

2.      PENDANAAN DENGAN MODAL PINJAMAN
Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya kurang dari lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam dana dari sebuah bank atau agen peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note) jangka pendek. Surat utang merupakan janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam berikut sejumlah bunga, pada tanggal tertentu di masa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan aset berwujud (tangible) sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat kepastian bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga hanya terdapat  risiko minimal.
1.      Obligasi Jangka Panjang
Obligasi pada dasarnya adalah surat utang (note) jangka panjang dari peminjam untuk si pemberi pinjaman, dengan ketentuan jangka pembayaran kembali serta persyaratan-persyaratan lainnya. Jika nilai nominal obligasi telah dibayar, obligasi dikatakan telah dibatalkan (retired) atau ditebus (redeemed). Tingkat suku bunga yang dicantumkan dalam obligasi disebut sebagai bond rate dan pembayarannya dihitung dari perkalian nilai nominal dengan tingkat bunga obligasinya.
2.      Penebusan Obligasi
Obligasi menggambarkan utang dan bunga obligasi merupakan biaya dalam menjalankan bisnis. Selain biaya periodik, perusahaan juga harus melihat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut dan membayar kembali jumlah pokoknya kepada pemegang obligasi. Dibawah ini adalah siklus hidup pendanaan sebuah obligasi.

Gambaran tahapan
Komentar
1. Peminjam menjual sebuah obligasi kepada pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman memperoleh sertifikat obligasi.
Obligasi diterbitkan dalam denominasi genap (nilai nominalnya) seperti satuan $1.000, $10.000, dst, namun jumlah yang dibayar oleh pemberi pinjaman ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar. Transaksi biasanya dilakukan melalui  seorang pialang.
2. Pembayaran bunga obligasi periodik dibuat.
Jumlah pembayaran bunga setiap obligasi dihitung sebagai nilai nominal (face value) dikalikan dengan tingkat bunga obligasi.
3. Peminjam menebus obligasi dengan membayar pokoknya dan memperoleh sertifikat obligasi kembali.
Lazimnya dilakukan pada akhir masa obligasi yang telah ditetapkan, jumlah yang dibayar kembali biasanya nilai nominalnya.

Perusahaan secara periodik menetapkan sejumlah uang, plus bunga yang dihasilkan, sehingga terakumulasi sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menebus obligasi pada saat jatuh tempo. Dana yang terakumulasi tersebut disebut dana pelunasan (singking funds).
Jika penerbitan obligasi 10 tahunan senilai $100.000, dalam satuan $1.000, memberikan tingkat bunga nominal setengah tahunan sebesar 10% dan harus ditebus dengan menggunakan singking fund yang memberikan bunga setengah tahunan sebesar 8%, maka biaya setengah tahunan penebusan obligasi akan sebesar :
Diketahui : F = $100.000        i= 8%/2 = 4% per periode       N = 2x10 =20 periode
Ditanya : A = F (A/F,i%,N)
            A = $100.000 (A/F,4%,20) = %100.000 (0,0336) = $3.358
Bunga setengah tahunan obligasi yang harus dibayar :
Bunga = $100.000 x 0,10/2 = $5.000
Biaya setengah tahunan total = $3.358 + $5.000 = $8.358
Biaya tahunan = $8.358 x 2 = $16.716
Total biaya bunga dan penebusan seluruh obligasi selama 20 periode (10 tahun) adalah $8.358 x 20 = $167.160

3.      PENDANAAN DENGAN MODAL EKUITAS
Jika sebuah proyek dibiayai 100% modal ekuitas, maka analisis ekonomi teknik dapat dilakukan tanpa secara eksplisit menetapkan biaya modal sebagai sebuah beban. Artinya, bunga yang dibebankan dan resiko bisnis yang berkaitan dengan modal utang dapat diabaikan sehingga analisis dapat disederhanakan.
1.      Saham biasa
Nilai saham biasa merupakan sebuah ukuran terhadap laba/keuntungan yang akan diterima melalui kepemilikan saham, dan tergantung kepada faktor dividen dan harga pasar. Harga pasar akan dipengaruhi oleh dividen, kondisi perekonomian secara umum. Harga pasar dapat secara drastis berubah oleh adanya spekulasi yang menyebabkan tidak akuratnya lagi harga pasar sebagai ukuran nilai saham aktual. Pendekatan dengan model penilaian dividen (dividend vakuation model) :
Pemilik saham biasa dalam sebuah perusahaan berhak untuk menerima dividen yang diumumkan oleh perusahaan, seperti halnya harga saham pada waktu saham itu dijual. Jika kita anggap nilai dividen tunai setelah pajak yang diterima selama tahun k sama dengan Divk, nilai saham biasa saat ini dalam model penilaian dividen dapat didekati oleh PW dari penerimaan kas masa datang selama periode kepemilikan N-tahun :
                    
Dimana ea = tingkat pengembalian per tahun (%) yang diinginkan oleh pemegang saham biasa (jumlah ini merupakan biaya ekuitas setelah pajak bagi perusahaan).
P0 = nilai saham biasa saat ini.
PN = harga jual saham biasa pada akhir tahun N

Model penilaian dividen menggabungkan dua asumsi konservatif, yaitu bahwa dividen konstan selama masa hidup perusahaan yang tak terbatas dan bahwa P0 = PN. Dalam kasus ini, harga saham biasa saat ini sama dengan PW dari rangkaian penerimaan dividen tak terbatas yang jumlahnya tetap konstan :
           
Dengan demikian, jika harga jual saham biasa saat ini diketahui dan dividen tahunan untuk tahun lalu juga diketahui, maka tingkat pengembalian ekuitas (saham biasa) secara konservatif diestimasi sebesar,
                       
Jika harga saham masa datang diasumsikan meningkat sebesar g (dinyatakan dalam satuan desimal) setiap tahun, biaya ekuitas dapat diperkirakan dengan ,
                       
Andaikan bahwa selembar saham biasa berharga $100 dan memberikan dividen $8 yang dibayar tahunan. Peningkatan harga diharapkan 4% per tahun. Jika seorang investor bersedia membeli saham ini berdasarkan asumsi bahwa dividen tetap konstan dan harga meningkat 4% per tahun, tingkat pengembalian yang diharapkan akan sekitar $8/$100+0,04 = 0,12 atau 12% per tahun. Saham kedua yang kurang beresiko sedang dipertimbangkan untuk dijual seharga $100 dan memberikan dividen $10 per tahun, dengan g=0. Dalam kasus ini e1 = 10%. Jika investor bersifat indiferent terhadap kedua saham tadi, tambahan pengembalian 2% diperlukan untuk mengkompensasi tambahan risiko pada investasi pertama.
Contoh :
Perusahaan CMX berharap memperoleh pengembalian neto setelah pajak sebesar $1.600 per tahun dari asetnya saat itu. Perusahaan ini memproduksi produk yang stabil dan telah menjalankan bisnis ini selama 75 tahun. Selanjutnya, perusahaan 100% dibiayai oleh ekuitas dari 200.000 lembar saham biasa dan memiliki dividen tahunan 50% dari pendapatan setelah pajak. Sisa pendapatan 50% ditahan sebagai cadangan kas, penggantian peralatan dan lain-lain.
(a)    jika investor memerlukan 15% tingkat pengembalian dari investasinya, berapa yang bersedia mereka bayar untuk saham perusahaan CMX jika divideen tetapkonstan?
(b)   Seorang investor yang optimis ingin memiliki 1.000 saham perusahaan CMX dan percaya bahwa pendapatan neto perusahaan akan meningkat 5% per tahun di masa datang. Berapakah tingkat pengembalian dari saham CMX yang diharapkan oleh investor ini?
Jawaban :
(a)    Harga jual saham CMX saat ini seharusnya sebesar
[$1.600.000(0,5)/200.000saham]/0,15 = $26,67
(b)   Pengembalian terhadap ekuitas diperkirakan akan sebesar
($4.000/$26,67)+0,05 = 0,20 atau 20% per tahun.

2.      Saham Preferen
Pemilik saham preferen memperoleh dividen dari saham mereka, biasanya presentase dari nilainya, sebelum pemilik saham biasa menerima bagiannya. Kadang-kadang mereka memiliki hak istimewa tertentu, jika dividen istimewa mereka tidak dibayarkan dalam periode spesifik tertentu. Karena tingkat dividen biasanya tetap, saham istimewa merupakan investasi yang lebih konservatif dibanding saham biasa dan memiliki beberapa sifat obligasi jangka panjang. Karena alasan ini, pasar saham tersebut tidak akan begitu banyak berfluktuasi.
3.      Laba ditahan
“Biaya” jenis modal ini (laba ditahan) biasanya diasumsikan identik dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. Alasannya adalah laba ditahan diinvestasikan kembali didalam perusahaan dan biaya peluang (opportunity cost) pemilik perusahaan (pemegang saham) setidaknya harus sebesar ea. Jika tidak, dana ini akan didistribusikan sebagai dividen.
4.      Dana penyusutan
Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan digunakan dalam sebuah usaha. Dana ini dapat diinvestasikan kembali dan menjadi sumber modal internal penting untuk mendanai proyek baru. Sebagai akibatnya, dana penyusutan memberikan dana investasi yang terus berputar yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, dana tersebut, merupakan sebuah sumber modal penting untuk mendanai usaha baru perusahaan. Jelas bahwa penyusutan harus dikelola dengan baik sehingga tersedia modal yang diperlukan untuk menggantikan kembali peralatan penting ketika waktu penggantian tiba.

4.      LEASING SEBAGAI SUMBER MODAL
Leasing adalah sebuah sumber modal yang secara umum dianggap sebagai kewajiban jangka panjang yang mirip dengan hipotik, dimana pembelian sebuah aset biasanya menggunakan dana dari kumpulan (pool) seluruh sumber modal perusahaan (yang sebagian besar adalah ekuitas).
Bagi perusahaan, sewa yang dibayarkan untuk penyewaan aset pada umumnya dapat dikurangkan (deductible) sebagai beban/biaya perusahaan. Agar pembayaran leasing dapat dideduksi sebagai sewa, kontrak sewa harus berupa perjanjian sewa murni (true lease), bukan perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales agreement). Pada sewa murni, perusahaan yang menggunakan properti (penyewa) tidak memperoleh kepemilikan terhadap atau berhak pada aset yang disewa tersebut. Sedangkan kontrak penjualan bersyarat akan mengalihkan andil kepemilikan atau hak kepada si penyewa dari aset yang sedang disewa.
Leasing dapat menghemat biaya pemeliharaan, namun dapat juga tidak. Penghematan akan tergantung pada situasi aktual yang harus diteliti secara hati-hati dalam setiap kasus. Tidak ada kesangsian bahwa leasing biasanya menyederhanakan masalah pemeliharaan, yang bisa jadi merupakan faktor penting. Selain itu, beberapa biaya tak langsung, yang sering sekali sulit untuk ditentukan, biasanya dikaitkan dengan kepemilikan.
Analisis-analisis ini memberi kesimpulan bahwa manfaat leasing yang sebenarnya terletak pada kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peralatan modern yang sangat dipengaruhi oleh cepatnya perubahan teknologi. Leasing juga memberikan pencegahan yang efektif terhadap timbulnya keusangan dan inflasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah kompleks perkantoran dengan biaya $100.000 pada sebidang tanah seharga $20.000. Diperkirakan tanah tersebut dapat dijual seharga pembeliannya pada akhir tahun kelima puluh. Diperkirakan pula bahwa gedung yang telah dibangun, meskipun secara penuh disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama 50 tahun, akan memiliki nilai sisa $20.000. Biaya pemeliharaan tahunan, pajak property, asuransi dan biaya-biaya lainnya diperkirakan $5.250. Di samping membangun sendiri, terdapat alternatif untuk menyewa gedung selama 50 tahun dengan biaya $16.500 per tahun. Perusahaan biasanya memperoleh pengembalian modal 20% sebelum pajak, sedangkan tarif pajak penghasilan 40%, sehingga pengembalian modal setelah pajak menjadi 12%. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban :

tahun
(A)

BTCF
(B)

Penyusutan
(C )
=(A)-(B)
Pendapatan kena pajak
(D)
=-(C )x40%
Arus kas untuk pajak penghasilan
(E)
=(A)+(D)

ATCF
Bangun gedung
0
-$120.000



-$120.000
1-50
- 5.250
$2.000
=(1/50)100.000
-$7.250
+$2.900
- 2.350
50
+40.000
=20.000+20.000

+20.000a
-8.000
+32.000
Sewa gedung
1-50
-16.500

-16.500
+6.600
-9.900
a Keuntungan modal dari bangunan

Menggunakan metode IRR :
IRR dari tambahan modal yang diperlukan untuk membeli bangunan adalah i% dimana,
-$120.000+(-$2.350+$9.900)(P/A,i%,50)+$32.000(P/F,i%,50)=0
Dari hasil perhitungan diperoleh i sebesar 6%. Karena 6%<12%, maka lebih baik jika perusahaan menyewa bangunan.

Contoh :
Sebuah truk forklift dapat dibeli seharga $30.000 atau disewa $9.200 per tahun yang dibayar pada setiap awal bulan. Kontrak sewa menyebutkan bahwa biaya pemeliharaan dibebankan kepada pemberi sewa (lessor). Baik truk disewa atau dibeli, periode analisis yang digunakan adalah 6 tahun. Jika dibeli, biaya pemeliharaan tahunan diperkirakan $1.000 berdasarkan daya beli tahun nol, dan meningkat 5% per tahun selama periode analisis. MV truk diharapkan dapat diabaikan setelah enam tahun penggunaan normal. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode MACRS (GDS) periode pemulihan lima tahun (deduksi terjadi selama enam tahun). Tarif pajak penghasilan efektif 40% dan MARR setelah pajak, yang menyertakan penyisihan inflasi harga umum adalah 15%. Gunakan metode AW dan tentukan apakah truk forklift tersebut harus dibeli atau disewa. Perusahaan ini menghasilkan laba dari seluruh aktivitas bisnisnya.
Jawaban :
tahun
(A)
BTCF
(B)
Penyusutana
(C )
=(A)-(B)
Pendapatan kena pajak
(D )
-(C )x40%
Arus kas untuk pajak penghasilan
(E)
=(A)+(D)
ATCF
Membeli truk (analisis A$)b
0
-$30.000



-$30.000
1
-1.050=1000x5%
$6.000=30.000x0,2
-$7.050
$2.820
1.770
2
-1.102=1050x5%
9.600=30.000x0,32
-10.702
4.281
3.179
3
-1.158=1102x5%
5.760=30.000x0,192
-6.918
2.767
1.609
4
-1.216=1158x5%
3.456=30.000x0,1152
-4.672
1.869
653
5
-1.276=1216x5%
3.456=30.000x0,1152
-4.732
1.893
617
6
-1.340=1.276x5%
1.728=30.000x0,0576
-3.058
1.227
-113
Menyewa truk (analisis A$)c
0
-$9.200

-$9.200
$3.680
-$5.520
1-5
-9.200

-9.200
3.680
-5.520
6
0
0
0
0
0
a MACRS diberikan dalam table MACRS
b AW pada MARR=15% adalah -$6.439
AW=-$30.000(A/P,15%,6)+[$1.770(P/F,15%,1)+$3.179(P/F,15%,2) +$1.609(P/F,15%,3)+$653(P/F,15%,4)+$617(P/F,15%,5)-113(P/F,15%,6)] (A/P,15%,6)
= -$6.439
c AW pada MARR=15% adalah –$6.348
AW = -$5.520(A/P,15%,6)-$5.520(P/F,15%,5)(A/P,15%,6)
 = -$6.348

Alternatif membeli memerlukan lebih banyak biaya dibandingkan dengan alternatif menyewa (-$6.439<-$6.348) dan kemungkinannya tidak akan dipilih.
Jika modal tidak tersedia, perusahaan akan memilih untuk menyewa truk forklift tersebut karena perbedaan dalam nilai ekuitas tahunannya (annual equivalent worth) relatif kecil. Selanjutnya, jika estimasi biaya pemeliharaan dan inflasi harga umum diyakini tidak tepat, perusahaan cenderung untuk memilih menyewa aset tersebut sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi masa datang yang tidak pasti.

1.      Biaya alternatif melakukan leasing
Biaya sewa setelah pajak selama tahun k :
            lk = Lk (1-t)
Dengan            lk = biaya sewa setelah pajak selama tahun k
                        Lk = biaya sewa sebelum pajak selama tahun k
                        t = tarif pajak penghasilan efektif
PW biaya sewa setelah pajak selama kehidupannya N tahun :
                            
Harus diperhatikan bahwa biaya pemeliharaan tahunan tidak dimasukkan ke dalam persamaan karena biaya tersebut diasumsikan ditanggung oleh pemberi sewa dan dimasukkan ke dalam biaya sewa tahunan Lk. Selanjutnya diasumsikan pula arus kas terjadi di akhir tahun.

2.      Biaya alternatif pembelian
PW biaya pembelian peralatan setelah pajak :
                       
Dengan            I = investasi modal
                        MV = nilai pasar yang diharapkan pada akhir tahun N
                        i = tingkat bunga per tahun
                        N = masa hidup peralatan dalam tahun
                        O&Mk = biaya operasi dan pemeliharaan selama tahun k
                        t = tarif pajak penghasilan efektif
                        dk = penyusutan selama tahun k
Harus dicatat bahwa nilai pasar dan penyusutan dalam persamaan adalah negatif karena keduanya mengurangi biaya.

5.      ALOKASI MODAL
Alokasi modal ditempatkan sebagai bagian dari fungsi investasi dan disinilah analisis ekonomi teknik memainkan peranan pentingnya dalam memperoleh proses persetujuan pengeluaran modal.

6.      ALOKASI MODAL DI ANTARA BERBAGAI PROYEK INDEPENDEN
Perusahaan selalu dihadapkan pada peluang yang bersifat independent untuk menginvestasikan modal mereka. Peluang-peluang itu biasanya menggambarkan sekumpulan alternatife mutually exclusive paling baik untuk memperbaiki operasi pada semua bidang perusahaan (misalnya, pabrikasi, riset dan pengembangan, dll). Pada sebagian besar kasus, jumlah modal dengan biaya yang meningkat pula. Perusahaan harus mencari solusi terhadap masalah penganggaran, atau pengalokasian, modal yang tersedia bagi berbagai kemungkinan penggunaan.
Jika risiko proyek kira-kira sama, maka dilakukan penghitungan PW setiap peluang investasi. Kemudian ditentukan kombinasi berbagai proyek yang memaksimumkan PW dengan tetap memperhatikan berbagai kendala dalam penyediaan modal.
Contoh :
Perhatikan kelima proyek independent di bawah ini dan tentukan alokasi modal terbaik di antara proyek tersebut jika modal yang tersedia untuk diinvestasikan maksimum $300.000.
Proyek
Pengeluaran modal awal
PW
A
-$100.000
$25.000
B
-125.000
30.000
C
-150.000
35.000
D
-75.000
40.000

Jawaban :
Kombinasi
Total PW (x103)
Total pengeluaran Modal (x103)
AB
25+30=$55
100+125=$225
AC
25+35=60
100+150=250
AD
25+40=65
100+75=175
BC
30+35=65
125+150=275
BD
30+40=70
125+75=200
CD
35+40=75
150+75=225
ABC
25+30+35=90
100+125+150=375
ACD
25+35+40=100
100+150+75=325
BCD
30+35+40=105
125+150+75=350
ABD
25+30+40=95
100+125+75=300 * terbaik
ABCD
25+30+35+40=130
100+125+150+75=450
Setelah mengeliminasi kombinasi-kombinasi yang melebihi plafon dana $300.000, pilihan proyek yang tepat jatuh pada kombinasi ABD dengan PW maksimum $95.000. Jika jumlah proyek yang sedang dipertimbangkan sangat banyak, proses mengurutkan kombinasi proyek yang memiliki risiko hampir sama akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan komputer.

7.      FORMULASI PROGRAM LINIER PADA MASALAH PENGALOKASIAN MODAL
Anggaplah bahwa tujuan sebuah perusahaan adalah memaksimumkan PW netonya melalui anggaran modal yang melibatkan sejumlah besar kombinasi proyek yang bersifat mutually exclusive. Jika jumlah kombinasi proyek menjadi sangat besar, metode manual dalam menentukan rencana investasi optimal cenderung menjadi rumit dan memerlukan waktu yang lama. Program linier adalah prosedur matematis untuk memaksimumkan (atau meminimumkan) sebuah fungsi tujuan linier (linear objective function) yang dibatasi oleh salah satu atau lebih kendala (constraint).
Program linier merupakan teknik yang sangat berguna untuk memecahkan masalah alokasi modal ketika perusahaan tidak dapat mengimplementasikan semua proyek yang mungkin dapat meningkatkan PWnya.
Fungsi tujuan (objective Function) masalah alokasi modal :
Dimana B*j = PW neto peluang investasi j selama periode perencanaan yang sedang dipertimbangkan
Xj= bagian dari peluang j yang dilaksanakan selama periode perencanaan (catatan: Xj akan bernilai 0 atau 1; nilai Xj merupakan variabel keputusan)
m = jumlah kombinasi alternatif yang bersifat mutually exclusive yang sedang dipertimbangkan.

Dalam menghitung PW neto masing-masing kombinasi yang bersifat mutually exclusive, MARR harus ditentukan.
cij = pengeluaran tunai (misalnya investasi modal awal atau anggaran operasi tahunan) yang diperlukan peluang j pada periode waktu k..
Ck = pengeluaran tunai maksimum yang diperbolehkan pada periode k.

Terdapat dua jenis batasan/kendala (constraint) dalam masalah penganggaran modal, yaitu :
1.      Kendala pengeluaran modal pada periode k dari perencanaan :
2.      Saling keterkaitan antara peluang investasi. Contoh :
a.       Jika proyek p, q, dan r bersifat mutually exclusive, maka Xp + Xq + Xr ≤ 1
b.      Jika proyek r dapat diambil hanya jika proyek s telah terpilih, maka Xr ≤ Xs atau Xr – Xs ≤ 0
c.       Jika proyek u dan v bersifat mutually exclusive dan proyek r tergantung pada penerimaan proyek u dan v, maka Xu + Xv ≤ 1 dan Xr ≤ Xu + Xv

Contoh :
Lima investasi modal proyek sedang dipertimbangkan untuk periode anggaran mendatang (yaitu persyaratan modal tahun nol). Kesaling keterkaitan serta arus kas kelima proyek diberikan berikut ini.
Proyek
Arus kas ($000) akhir tahun k
PW pada MARR=10%
0
1
2
3
4
B1
-50
20
20
20
20
13,4
B2
-30
12
12
12
12
8,0
C1
-14
4
4
4
4
-1,3
C2
-15
5
5
5
5
0,9
D
-10
6
6
6
6
9,0
Proyek B1 dan B2 bersifat mutually exclusive. Proyek C1 dan C2 bersifat mutually exclusive dan tergantung pada penerimaan B2. Terakhir, proyek D tergantung dari penerimaan C1. Dengan menggunakan metode PW dan MARR=10% per tahun, tentukan kombinasi (portofolio) proyek mana yang paling baik jika jumlah modal hanya $48.000.
Jawaban :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan : 13,4XB1 + 8,0XB2 – 1,3XC1 – 0,9XC2 + 9,0 XD
Dibatasi oleh  50XB1 + 30XB2 +14XC1 + 15XC2 +10XD ≤ 48 (kendala dana investasi)
XB1 + XB2 ≤ 1 ( B1 dan B2 bersifat mutually exclusive)
XC1 + XC2 ≤ XB2 (C1 dan C2 tergantung pada B2)
XD ≤ XC1 (D tergantung pada C1)
X = 0 atau 1 (proyek tidak dapat dibagi-bagi)

Contoh :
Mari kita perhatikan sebuah masalah alokasi modal tiga periode yang memiliki estimasi arus kas seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini. MARR perusahaan 12% sedangkan dana investasi yang tersedia $1.200.000. Selain itu, dana operasi untuk mendukung alternatif yang terpilih hanyalah $400.000 dalam tahun pertama. Dengan keterbatasan dana ini serta sifat kesalingketerkaitan di antara peluang yang tersedia, kita harus memformulasikan situasi ini ke dalam bentuk program linier integer.
Jawaban :
Peluang investasi
Arus kas neto ($000), akhir tahuna
PW neto ($000) pada 12%b
0
1
2
3

A1



Mutually exclusive

-225
150
(60)
150
(70)
150
(70)

+135,3

A2

-290
200
(180)
180
(80)
160
(80)

+146,0

A3

-370
210
(290)
200
(170)
200
(170)

+119,3

B1

independen

-600
100
(100)
400
(200)
500
(300)

+164,1

B2

-1.200
500
(250)
600
(400)
600
(400)

+151,9

C1

Mutually exclusive dan tergantung pada penerimaan A1 dan A2

-160
70
(80)
70
(50)
70
(50)

+8,2

C2

200
90
(65)
80
(65)
60
(65)
-13,1

C3

-225
90
(100)
95
(60)
100
(70)

+2,3
a Nilai dalam tanda kurung adalah biaya operasi tahunan (yang telah dikurangkan dalam penentuan arus kas neto)
b Sebagai contoh, PW neto untuk A1 = -$225.000+$150.000(P/A,12%,3)=+$135.300

Fungsi tujuan :
Maksimumkan PW neto = 135,3XA1 + 146XA2 + 119,3XA3 + 164,1XB1 + 151,9XB2 + 8,2XC1 – 13,1XC2 + 2,3 XC3
Kendala/batasan anggaran :
Kendala dana investasi :
   225XA1 +290XA2 +370XA3 +600XB1 +1200XB2 +160XC1 +200XC2 +225XC3 ≤ 1.200
Kendala biaya operasi tahun pertama :
      60XA1 + 180XA2 + 290XA3 + 100XB1 + 250XB2 + 80XC1 + 65XC2 + 100XC3 ≤ 4.00

Saling keterkaitan diantara peluang investasi menimbulkan batasan :
      XA1 + XA2 + XA3 ≤ 1               A1, A2, A3 mutually exclusive
                  XB1 £ 1                        B1, B2 tidak saling tergantung
                  XB2 £ 1
      XC1 + XC2 + XC3 £ XA1 + XA2             memperhitungkan ketidak-bebasan
C1,C2,C3 pada A1 atau A2
      X = 0,1 untuk j = A1, A2, A3, B1, B2, C1, C2, C3

8.      KAJI ULANG TERHADAP KEBIJAKAN DAN PROSEDUR ALOKASI MODAL PERUSAHAAN
Tujuannya adalah memfokuskan pada bagaimana hasil dari analisis ekonomi teknik digunakan dalam proses pengalokasian modal perusahaan. ® memfokuskan pada bagaimana ukuran-ukuran manfaat keuangan seperti nilai sekarang (present worth-PW) dan tingkat pengembalian internal, digunakan dalam proses penyediaan modal perusahaan.
1.      Perencanaan dan penyaringan
Tujuan utama perencanaan pengeluaran modal adalah untuk meyakinkan bahwa tujuan jangka panjang dapat dicapai. Tujuan serta rencana strategis jangka panjang secara langsung akan mempengaruhi rencana laba yang harus dihasilkan dari anggaran modal. Periode anggaran biasanya berjangka tiga sampai sepuluh tahun, perusahaan berukuran besar dan menengah menggunakan periode anggaran lima tahun, perusahaan kecil menggunakan periode anggaran tiga sampai lima tahun. Dua metode untuk mengklasifikasikan usulan proyek, yaitu berdasarkan divisi operasi (jenis dan tujuan proyek) dan berdasarkan ukuran proyek dalam nilai dollar.
Setelah usulan proyek diklasifikasikan, penting untuk merangking proyek-proyek tersebut ke dalam sebuah portofolio menurut berbagai kriteria seleksi. Profitabilitas modal yang diinvestasikan serta strategi dan tujuan perusahaan jangka panjang yang terkait di dalamnya biasanya dirangking sebagai dua kriteria paling atas. Dua metode yang seringkali digunakan untuk mengukur manfaat ekonomi dalam tahap perencanaan sebuah proyek adalah metode periode pengembalian (payback period) dan metode IRR. Proyek-proyek yang memiliki periode pengembalian yang lama dan atau/IRR yang rendah akan dihilangkan dari pertimbangan berikutnya, kecuali terdapat situasi yang memperingan sehingga proyek-proyek tersebut tetap berada dalam portofolio (misalnya proyek-proyek yang harus didanani untuk menjamin pemenuhan persyaratan hukum).

2.      Anggaran pengeluaran modal tahunan
Sebuah prosedur normal penyusunan anggaran pengeluaran modal tahunan dalam sebuah perusahaan adalah manajer fungsional dan divisi menyusun daftar usulan proyek, yang selanjutnya disampaikan kepada manajemen pada hirarki lebih tinggi untuk dilakukan pengkajian dan persetujuan. Proyek-proyek besar biasanya disusun tersendiri, sedangkan proyek-proyek yang lebih kecil digabungkan ke dalam sebuah kelompok atau kategori. Seperti yang diperkirakan, khususnya pada perusahaan besar, manajemen tingkat atas dan dewan direksi akan selalu menyetujui keseluruhan anggaran modal; manajer divisi dan fungsional akan memutuskan alokasi modal pada sebagian besar proyek.
Sebuah proyek mungkin saja dibagi ke dalam dua tahap proses penganggaran modal. Pertama adalah tahap perencanaan dan pemilihan, dan tahap kedua adalah tahap implementasi. Meskipun produktivitas modal penting, namun ada dua alasan utama mengapa sebuah usulan proyek yang dinilai akan memberikan keuntungan tetap ditolak pada kedua tahap tersebut. Alasan pertama adalah karena proyek tersebut tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Alasan kedua adalah karena tidak tersedia modal untuk mendanai proyek tersebut.

3.      Biaya modal perusahaan
Pendekatan paling umum untuk menentukan biaya modal adalah rata-rata setelah pajak tertimbang (after-tax weighted average). Perusahaan-perusahaan yang menggunakan biaya modal setelah pajak biasanya menggunakan tingkat pasar saat ini sebagai basis biaya untuk setiap sumber dana. Sedangkan pembobotan didasarkan pada estimasi rasio utang/ekuitas serta pada BV saham.
Beberapa perusahaan menggunakan biaya perolehan modal sebagai MARR untuk perencanaan pengeluaran modal, namun sebagian lainnya menggunakan biaya perolehan modal ini sebagai titik awal dalam mengembangkan MARR setiap divisi. Hal terakhir ini lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berskala menengah, meskipun sebagian besar perusahaan cenderung menggunakan one companywide rate. Revisi/perbaikan biaya modal perusahaan selalu dilakukan setiap tahun.

4.      Kebijakan pengeluaran modal dan prosedur penilaian
Kebijakan pengeluaran modal dan prosedur penilaian dapat dibagi kembali ke dalam dua bagian besar : (1) tingkat persetujuan manajemen terhadap berbagai ukuran proyek, (2) pengendalian manajemen terhadap pengeluaran modal.
Tiga jenis pendelegasian tanggung-jawab manajemen terhadap persetujuan proyek adalah sbb.:
1.      Apabila proyek yang diusulkan dapat diterima secara ekonomi menurut analisis divisi operasi, maka diberikan otonomi kepada divisi untuk melakukan persetujuan sepanjang dapat dilakukan kontrol terhadap jumlah dana yang diinvestasikan oleh masing-masing divisi dan sepanjang analisis yang dilakukan divisi dianggap dapat diandalkan.
2.      Apabila proyek merupakan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat, misalnya penggantian rutin, divisi diberi wewenang untuk mengelola dana di dalam batas pengendalian yang tepat.
3.      Apabila sebuah proyek memerlukan jumlah dana yang melebihi ketentuan, permintaan tambahan dana disampaikan kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Permintaan tambahan dana ini sering disertai oleh pembatasan anggaran berkaitan dengan investasi total maksimum yang akan diambil sebuah divisi pada sebuah periode anggaran.
Penentuan kebijakan pengeluaran modal adalah tanggung-jawab utama manajemen puncak, namun tanggung-jawab pengembangan kriteria seleksi/pemilihan yang logis secara ekonomi cenderung bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Pada saat sebuah proyek akan diusulkan dan selanjutnya dipertimbangkan pendanaannya, kebiasaan yang dilakukan adalah mengembangkan estimasi arus kas. Informasi mengenai arus kas ini akan memberikan indikasi mengenai ukuran proyek, profitabilitas, serta keseluruhan dampaknya terhadap perusahaan. Estimasi arus kas juga berperan penting dalam pengembangan peramalan arus kas jangka panjang perusahaan.

5.      Implementasi proyek dan kajian postaudit
Waktu implementasi sebuah proyek bisa pendek maupunpanjang. Tanggung-jawab implementasi proyek biasanya terletak pada manajemen divisi dan sponsor proyek. Diperkirakan dua sampai enam bulan sebelum implementasi, permintaan persetujuan (appropriation request-AR) harus disampaikan dan disetujui. Selama proyek diimplementasikan, laporan perkembangan secara periodik selalu diberikan kepada tingkat manajemen yang sesuai. Laporan ini digunakan untuk menjamin bahwa proyek tersebut berada dalam jadwal yang tepat dan bahwa manajemen bersiap mengatasi masalah yang mungkin timbul. Seringkali sebuah proyek melebihi biayanya akibat kesulitan dalam mengestimasi arus kas masa datang. Sebagian besar perusahaan mengijinkan kelebihan sebesar 10% tanpa perlu menyampaikan AR baru.
Tujuan utama penilaian post audit adalah (1) untuk menentukan apakah tujuan proyek telah dicapai, (2) untuk menemukan derajat kesesuaian/kecocokan dengan rencana serta memastikan dimana timbul perbedaanya, (3) untuk mendorong estimasi yang lebih hati-hati dalam proposal awal, dan (4) untuk mempelajari dari hasil, untuk mengindentifikasi masalah dan untuk menghasilkan estimasi yang lebih baik di masa datang. Penilaian post-audit bervariasi dari tiga bulan sampai dua tahun sejak proyek dimulai, namun normalnya dilakukan setelah satu tahun proyek beroperasi.

6.      Komunikasi
Jika usulan proyek diserahkan dari satu unit organisasi ke unit lainnya untuk dilakukan kajian serta persetujuan, harus terdapat alat komunikasi yang efektif. Dalam mengkomunikasikan usulan proyek kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi, perlu digunakan sebuah format yang sebisa mungkin distandarisasi untuk menjamin keseragaman dan kelengkapan informasi dan evaluasi. Secara umum, aspek teknik dan pemasaran setiap proyek yang diusulkan harus digambarkan selengkap mungkin dalam cara yang paling sesuai dengan masing-masing kasus. Namun demikian, ringkasan keuangan semua usulan harus distandarisasi sehingga dapat dievaluasi secara konsisten dan adil.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com